BOUNDING ATTACHMENT
Nama : Syahda Mila Abqoriyah
Nim :
1230023046
Prodi :
S1 Kebidanan/4
Matkul : Psikologi dalam praktik kebidanan
Dosen :
ibu Yati Isnaini Safitri, SST., Bdn., M.Kes
Hubungan
Sibling Rivalry dengan Bounding Attachment pada Ibu Nifas
Pendahuluan
Bounding attachment atau keterikatan batin antara ibu dan bayi merupakan proses
penting yang dimulai sejak bayi dilahirkan. Proses ini diperkuat dengan kontak
fisik antara ibu dan bayi segera setelah persalinan. Namun, kehadiran anak baru
dapat memicu sibling rivalry atau persaingan antar saudara, yang dapat
memengaruhi proses bounding attachment ini.
Sibling rivalry terjadi
ketika anak merasa kehilangan perhatian atau kasih sayang orang tua karena
kehadiran adik baru. Dalam konteks ini, sikap orang tua sangat berperan penting
dalam menentukan intensitas sibling rivalry.
Hubungan Sibling Rivalry
dengan Bounding Attachment
Penelitian di Desa Bae
Kudus menunjukkan hubungan signifikan antara sibling rivalry dengan bounding
attachment pada ibu nifas. Berdasarkan hasil analisis data dari 46 responden,
ditemukan bahwa anak-anak dengan perilaku sibling rivalry adaptif cenderung memiliki
bounding attachment yang lebih baik dengan ibu mereka. Sebaliknya, anak-anak
yang menunjukkan perilaku sibling rivalry mal adaptif memiliki bounding
attachment yang lebih lemah.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Bounding Attachment:
- Pendidikan dan Pengetahuan Ibu:
Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin baik pengetahuan ibu tentang
bounding attachment.
- Dukungan Keluarga:
Kehadiran dukungan emosional dari keluarga juga berkontribusi pada
keberhasilan bounding attachment.
- Kondisi Psikologis Ibu:
Kondisi emosional ibu setelah melahirkan berpengaruh besar terhadap
keterikatan dengan bayi.
Faktor-faktor Penyebab
Sibling Rivalry:
- Jarak Usia:
Persaingan antar saudara cenderung muncul ketika jarak usia mereka terlalu
dekat, terutama pada rentang 1–3 tahun.
- Sikap Orang Tua:
Perbedaan perlakuan, seperti mengidolakan anak tertentu,
membanding-bandingkan, dan kurang perhatian, dapat memicu sibling rivalry.
- Respon Anak Terhadap Bayi Baru:
Anak yang merasa tidak diperhatikan sering menunjukkan reaksi negatif
terhadap adik baru.
Strategi Meningkatkan
Bounding Attachment dan Mengurangi Sibling Rivalry
- Persiapan Mental Anak:
Sebelum bayi lahir, libatkan anak dalam proses kehamilan sehingga mereka
merasa menjadi bagian dari pengalaman tersebut.
- Berikan Perhatian yang Adil:
Orang tua harus menunjukkan perhatian yang seimbang kepada semua anak.
- Dukungan Sentuhan Fisik:
Praktik rooming-in atau merawat bayi di kamar yang sama dengan ibu
terbukti meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi.
- Latihan Kasih Sayang:
Ajarkan anak bagaimana menunjukkan kasih sayang kepada adik mereka,
seperti memegang tangan atau mencium dengan lembut.
Kesimpulan
Sibling rivalry dan
bounding attachment adalah dua proses yang saling berkaitan dan dapat
mempengaruhi hubungan ibu dan bayi. Dengan penanganan yang tepat, orang tua
dapat meningkatkan bounding attachment serta meminimalkan dampak negatif
sibling rivalry. Pengetahuan dan sikap orang tua yang bijaksana sangat berperan
penting dalam membangun hubungan yang harmonis di dalam keluarga.
Daftar Pustaka
- Nor Asiyah, Anny Rosiana M., Dwi
Kristiani. (2019). Hubungan Sibling Rivalry dengan Bounding Attachment
pada Ibu Nifas. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol. 10 No. 1.
- Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
- Bobak, I.M, Lowdermik D, & Jensen
MD. (2012). Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
- Setiawati, R.O. (2008). Pertengkaran
antar Saudara.
- Safitri, E.A. (2014). Pelaksanaan
Rooming-in pada Ibu Post Partum di Puskesmas Kota Yogyakarta Tahun 2014.
Referensi
Komentar
Posting Komentar